EVALUASI CITRA KOTA PALEMBANG sebagai KOTA AIR TEMPO DOELOE dan MASA KINI

Chairul Murod, Meivirina Hanum

Abstract


ABSTRAK

Dilihat dari perjalanan kesejarahan, kota Palembang terbagi dalam beberapa masa. Masa pertama adalah masa Kerajaan Sriwijaya, dimana Palembang diduga berat sebagai ibukota Kedatuan Sriwijaya. Ini ditunjukkan dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan oleh Team Penelitian Arkeologi Palembang dengan ditemukannya situs Bukit Siguntang – Karang Anyar yang diduga sebagai pusat Kedatuan Sriwijaya. Masa selanjutnya adalah masa kesultanan Palembang Darussalam, dimana Palembang sebagai ibukota Kesultanan Palembang Darussalam dengan pusat kesultanannya yang dikenal dengan Kuto Lama – Kuto Besak. Kemudian adalah masa kolonial Belanda, dimana kota Palembang dikembangkan oleh pemerintah kolonial Belanda dengan tetap mengambil Kuto Besak – Kuto Lama sebagai pusat kota terakhir adalah masa kemerdekaan hingga sekarang.

Pada masa Kesultanan Palembang yang diteruskan masa kolonial Belanda, dan pada awal masa kemerdekaan kota Palembang dikenal dengan sebutan Venesia dari Timur, ini yang dinyatakan oleh P.J.M. Nas (1995) sebagai The Venice of East. Sebutan tersebut menyatakan bahwasannya kota Palembang mempunyai citra sebagai kota air seperti halnya kota Venesia di Erofa. Namun citra kota Palembang sebagai kota air tersebut mengalami pergeseran pada masa sekarang ini. Ini dinyatakan baik oleh sebagian masyarakat dan beberapa tokoh-tokoh masyarakat kota Palembang.

Yang menjadi pertanyaan adalah : pertama, apakah benar telah terjadi pergeseran citra kota Palembang sebagai kota  air tempo dulu dan masa kini ; kedua, kalau memang terjadi pergeseran mengapa terjadi pergeseran tersebut. Selanjutnya dari pertanyaan kedua, akan turun pertanyaan, apakah pergeseran terjadi diakibatkan oleh perkembangan kota yang dapat merubah orientasi kota, atau apakah terjadi perubahan perilaku sosial-budaya masyarakat kota, dan atau keduanya saling mempengaruhi..

Kajian  ini, utamanya dalam kerangka pemahaman teori-teori urban psychology yang bertalian dengan urban desain, yang dapat mendukung pendekatan urban desain itu sendiri. Konteksnya dengan kota Palembang tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana pengaruh aspek non fisik khususnya yang dapat mempengaruhi pergeseran citra dari suatu lingkungan-kota diamping asfek fifik kota tersebut.Dalam mengkaji image kota Palembang sebagai kota air akan dilihat dari teori Kevin Lynch (1960) tentang The Image of The City, dengan membandingkannya dengan gambaran akan kota Venesia. Sedangkan dalam mengkaji aspek-aspek yang mungkin mempengaruhi terjadinya pergeseran image kota air Kota Palembang Tempo Doeloe dan Masa Kini akan didekati dengan teori tentang pengaruh interaksi Perilaku Sosial dan Lingkungan Fisik, serta terbentuknya Urban Experience.

Sebagaimana diuraikan diatas dari tulisan ini, menurut perjalanan kesejarahan, Kota Palembang mengalami beberapa masa, mulai dari masa Kedatuan Sriwijaya, masa Kesultanan Palembang, masa Kolonial Belanda dan masa Kemerdekaan – Masa Kini. Namun kajian dalam tulisan ini, terbatas melihatnya pertama dalam masa Kesultanan Palembang – Masa  Kolonial Belanda, dan kedua dalam Masa Kini – Masa Kemerdekaan hingga sekarang.


Full Text:

.doc

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Diterbitkan oleh:

Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Alamat Kantor:
Jl. Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Indralaya, OI, Sumatera Selatan (30662)
Phone: +62
Faximile: +62

E-mail:
jurnalarsitekturunsri@gmail.com

Homepage:
http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jas/index
http://arsitektur.ft.unsri.ac.id/