KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, KLINIS DAN LABORATORIS DEMOGRAFI, PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 1 PADA ANAK DI RSUP DR. M. HOESIN PALEMBANG TAHUN 2010-2017
Abstract
Diabetes melitus tipe 1 (DMT1) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat defisiensi absolut sekresi insulin yang disebabkan oleh dekstrusi sel beta (islet) pankreas yang akhirnya dapat mengganggu metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Penelitian tentang epidemiologi karakteristik DMT 1 di Sumatera Selatan masih terbatas. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik demografi, klinis dan laboratoris pasien diabetes melitus tipe 1 pada anak di RSUP Dr. M. Hoesin Palembang tahun 2010–2017. Penelitian observasional deskriptif potong lintang dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis dan data pasien di Departemen Anak RSUP dr Moh Hoesin Palembang tahun 2010-2017. Sampel penelitian ini berjumlah 57 kasus., tetapi tidak seluruh rekam medik memiliki data lengkap mengenai setiap variabelnya. Sehingga jumlah kasus tiap variabel berbeda-beda. Hasil dari penelitian ini akan di dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Dari 57 kasus pasien DM tipe 1 didapatkan penderita terbanyak ditemukan pada usia 6-11 tahun (40,0%) dan terbanyak pada perempuan (59,6%) dan dengan IMT terbanyak pada kelompok IMT<18 (75,0%) yang memiliki riwayat penyakit keluarga (36,4%), manifestasi yang sering muncul pada pasien diabetes melitus tipe 1 diantaranya poliuria (97,8%), polidipsia (97,8%), polifagia (95,6%), penurunan BB (89,5%), kussmaul (35,6%), nyeri perut (21,4%), mual muntah (20,9%) dan penurunan kesadaran (28,9%). Hasil laboratorium pasien DM tipe 1 menunujukkan kadar GDS paling banyak pada kelompok kadar GDS 301-500 mg/dL (48,6%), kadar C-Peptide terbanyak pada kelompok kadar <0,51 ng/ml sebanyak 10 orang (45,5%), kadar HBA1c terbanyak pada kelompok kadar >10% (86,8%), kadar keton urin (++) (30,0%), dosis rata-rata pasien usia 0-5 tahun adalah 0,7-1,2 IU, 6-11 tahun 0,7-1,3 IU dan 12-18 tahun 0,8-1,5 IU, komplikasi KAD saat pertama kali terdiagnosis (56,5%), datang ke RS dengan rujukan (87,2%) dan korelasi antara kejadian KAD dan kadar HBA1c menunjukkan adanya korelasi yang sangat kuat dan searah (r=1,000) serta signifikan (?=0,034). Pada penelitian ini lebih banyak penderita berumur 6-11 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki IMT <18, tidak memiliki faktor keturunan, datang ke RSUP dr. Moh Hoesin dengan manifestasi polifagi, poliuri, polidipsi dan penurunan berat badan, serta manifestasi dari komplikasi KAD seperti kussmaul, nyeri perut, mual, muntah dan penurunan kesadaran, GDS>300, HBA1c >6,5, KAD (56,5%), adanya korelasi yang sangat kuat, searah dan signifikan antara kejadian KAD dan kadar HBA1c.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.36706/mks.v50i1.8541
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed in:
Editorial Office
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Jl. Dr. Moehammad Ali Kompleks RSMH Palembang 30126, Indonesia
Telp. 0711-316671, Fax.: 0711-316671
Email:mksfkunsri@gmail.com
View My Stats