Ketepatan Uji Tubex TF®dalam Mendiagnosis Demam Tifoid Anak pada Demam Hari ke-4

Mimi Marleni, Yulia Iriani, Wisman Tjuandra, Theodorus Theodorus

Abstract


Manifestasi klinis awal demam tifoid pada anak tidak khas dan bervariasi sehingga sulit untuk menegakkan diagnosis dini.Diagnosis pasti bila ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan namun banyak kelemahannya sehingga mulai dianjurkan teknik PCR sebagai baku emas dalam mendiagnosis demam tifoid karena sensitivitas dan spesifisitasnya paling mendekati nilai biakan S.typhi. Tubex TF® merupakan tes aglutinasi kompetitif semikuantitatif untuk mendeteksihanya antibodi IgM terhadap antigen lipopolisakarida O-9 S.typhi yang mulai muncul pada hari ke 3-4 demam sehingga dapat dilakukan sebagai deteksi awal demam tifoid. Penelitian ini bertujuan untuk menilai ketepatan hasil Tubex TF® dalam mendiagnosis demam tifoid pada anak pada demam hari keempat yang dibandingkan dengan nested-PCR. Penelitian ini merupakan uji diagnostik yang dilakukan pada bulan Januari-Agustus 2011 pada RSUP Mohammad Hoesin Palembang. Pengambilan sampel diambil secara consecutive dan sampel darah diambil pada demam hari keempat. Analisa data menggunakan spss 15. Hasil penelitian didapatkan sampel sebanyak 70 subjek. Hasil Tubex TF® dengan nilai 5-10 didapatkan pada 28 subjek dimana 12 subjek (43%) positif uji nested-PCR dan 16 subjek (57%) negatif uji nested-PCR. Sensitivitas dan spesifisitas yang didapatkan adalah 63% dan 69%, nilai duga positif 43% dan nilai duga negatif 83%.Simpulan penelitian ini adalah Tubex TF®tidak dianjurkan untuk digunakan dalam mendiagnosis demam tifoid pada anak pada demam hari ke-4 karena sensitivitas dan spesifisitasnya rendah.

 

 

Kata kunci: Tubex TF®, demam tifoid pada anak, uji diagnostik


Full Text:

PDF

References


Cleary TG. Salmonella. In: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics (16th edition), WB Saunders, Philadelphia; 2000.p.842-8.

Parry CM. Epidemiological and clinical aspects of human typhoid fever. 2005.

Diagnosis of typhoid fever.In: Background document: The diagnosis, treatment and prevention of typhoid fever. World Health Organization. 2003.p.7-18.

Tumbelaka AR.Tata laksana demam tifoid pada anak.Dalam:Pediatrics updates. Editor: Trihono PP, Praborini A. Naskah lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak IDAI Jaya. 2003.

Oesman F. Penanganan demam pada anak secara profesional: Pemeriksaan laboratorium pada demam tifoid. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak XLIV, FKUI. 2005.p.25-31.

Kadang JK. Pengenalan Demam Tifoid. Diunduh dari: http:/mila110.tripod.com/tifoid.htm. 2009.

Tumbelaka AR dan Retnosari S.Imunodiagnosis Demam Tifoid. Dalam: Pendekatan Imunologis Berbagai Penyakit Alergi dan Infeksi. Editor:Akib AAP, Tumbelaka, AR, Matondang CS. Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjatan Ilmu Kesehatan Anak XLIV, FKUI. Jakarta; 2001.h.65

Pawitro UE, Noorvitry M dan Darmowandoyo W.Demam Tifoid. Dalam: Soegijanto S, Ed. Ilmu Penyakit Anak: Diagnosa dan Penatalaksanaan, edisi 1.Jakarta: Salemba Medika. 2002.h.1-43

Darmowandoyo D. Demam Tifoid. Dalam: Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak XXXIII. Surabaya Intellectual Club. 2003.h.19-34.

Tumbelaka AR. Tata laksana demam tifoid pada anak. Dalam: Pediatrics updates. Editor: Trihono PP, Praborini A. Naskah lengkap pendidikan kedokteran berkelanjutan ilmu kesehatan anak IDAI Jaya. 2003.

Darmowandoyo W. 2002. Demam Tifoid. Dalam: Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR, Eds. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi & Penyakit Tropis, edisi 1. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2002.h.367-375

Gen Lt, Kalra SP, Naithani EN and Metha SR. Current Trends in the Management: of Typhoid Fever. MJAFI; 2003; 59:130-135

Wain J, Bay PVB, Vinh H, Duong NM, Diep TS and Walsh AL. Quantitation of bacteria in bone marrow from patients with typhoid fever: relationship between counts and clinical features. J Clin Microbiol. 2001.39(4):1571-6.

Surya H, Setiawan B, Shatri H, Sudoyo AW dan Loho T. Perbandingan Pemeriksaan Uji Tubex Tf dengan Uji Widal dalam Mendiagnosis Demam Tifoid. Tesis. Jakarta: FKUI. 2006.

Gasem MH. Culture of Salmonella typhi and Salmonella paratyphi from Blood and Bone Marrow in Suspeeted Typhoid Fever. In: Typhoid Fever Clinical and Epidemiological Stuedies in Indonesia. 2001.p.43.

Parry CM. Typhoid fever. N Engl J Med. 2002;347(22).p.1770-82.

Haque A, Ahmed J and Qureshi JA. Early detection of typhoid by polymerase chain reaction. Ann Saudi Med. 1999;19(4).p.337-40.

Hatta M and Smits HL. Detection of salmonella typhi by nested polymerase chain reaction in blood, urine and stools samples. Am J Trop Med Hyg. 2007; 76(1).p.139-143

Song JH.Detection of salmonella typhi in the blood of patients with typhoid fever by polymerase chain reaction. J of clin microbiology. 1993.31(6).p.1439-43.

Massi MN, Shirakawa T, Gotoh A, Bishnu A, Hatta M and Kawabata M. Rapid diagnosis of typhoid fever by PCR assay using one pair of primers from flagellin gene of Salmonella typhi. J Infect Chemother. 2003;9(3).p.233-7

Ambati SR, Nath G and Das BK. Diagnosis of typhoid fever by polymerase chain reaction. Indian Journal of Pediatrics.2007.74.p.909-914

Prakash P. Evaluation of nested PCR in diagnosis of typhoid fever. J of clin microbiology. 2005; 43(1):431-2

Dalima A dan Wahono A. Diagnosis Laboratorium Demam Tifoid. Suplemen Naskah Pendidikan Berkesinambungan Patologi Klinik FKUI. Jakarta.2002.h.1-9

Tubex TF. Biotech. IDL. 2005

Oracz G, Feleszko W and Golicka D. Rapid Diagnosis of Acute Salmonella Gastrointestinal Infection. Clin Infect Dis. 2003; 36:p.112-5.

Lim PL, Tam FCH, Cheong YM and Jegathesan M. One-step 2-minute test to detect typhoid-specific antibodies based on particle separation in tubes. J Clin Microbiol. 1998;36(8):p.2271-8.

Janeway CA. The immune system in health and disease. In: Immunology (5th edition). Garland Publishing, New York. 2001.

Kuby J. Immunology WH. Freeman & Company, New York. 1992.p.272-273

Prasetyo RV. Metode Diagnostik Demam Tifoid pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Unair.2009.

Rustandi. Demam Tifoid. Dalam: Imunologi Klinik. Rumah Sakit Hasan Sadikin. 2010.

Kawano RL, Leano SA and Agdamag DM. Comparison of serological tests kits for diagnosis of typhoid fever in the Phlippines. J Clin Microbiol. 2007;45:p.246-247.

House D. Serology of Typhoid fever in area of endemicity and its relevance to diagnosis. J Clin Microbiol. 2001; 39(3):p.1002-7.

Kalra SP, Naithani N, Mehta SR and Swamy AJ. Current trends in the management of typhoid fever. MJAFI. 2003;59:p.130-5.

Said NF, Satari HI, Tambunan T and Oesman F. Serology Test in Diagnostic of Typhoid Fever at child health department cipto mangunkusumo hospital. FKUI. Tesis. 2007.

Olsen SJ. 2004. Evaluation of Rapid Diagnostic Tests for Typhoid Fever. J Clin Microbiol. 2004;p.1885-9.

Arif M. Perbandingan tes imunoserologi terhadap kultur dan polymerase chain reaction pada suspek demam tifoid di Makasar. Konas PDS Patklin dan PIT VI. Makasar.2007.h.253--261


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ISSN (Print) : 2406-7431
E-ISSN (Online) : 2614-0411
 
Editorial Office
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Jl. Dr. Moehammad Ali Kompleks RSMH Palembang 30126, Indonesia
Telp. 0711-352342, Fax.: 0711-373438
email: jurnalfkunsri@gmail.com

 
Creative Commons License
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya by https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.