OPTIMALISASI MATCH FACTOR MELALUI PENGURANGAN WAKTU TUNGGU TERHADAP ALAT ANGKUT PADA PERENCANAAN PENGUPASAN TOP SOIL TAHUN 2017 DI PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR | Alpeki | Jurnal Pertambangan
OPTIMALISASI MATCH FACTOR MELALUI PENGURANGAN WAKTU TUNGGU TERHADAP ALAT ANGKUT PADA PERENCANAAN PENGUPASAN TOP SOIL TAHUN 2017 DI PT. KALTIM PRIMA COAL, SANGATTA, KALIMANTAN TIMUR
Hadnaltias Alpeki, Machmud Hasjim, M. Akib Abro
Abstract
PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara. Kegiatan penambangan batubara dilakukan oleh Divisi Mining Operations yang terdiri atas beberapa departemen yang memiliki tugas masing-masing. Pengupasan top soil dilakukan oleh Departemen Mining Services, khususnya seksi Rehabilitasi. Kegiatan ini menggunakan alat gali-muat jenis Excavator Backhoe tipe Komatsu PC 750/800 SE dan alat angkut jenis Articulated Dump Truck tipe Volvo A35E/F dan CAT 740. Pencapaian target produksi pengupasan top soil tahun 2016 telah tercapai, namun terdapat isu delay wait on trucks yang besar dalam berlangsungnya kegiatan pengupasan top soil. Hasil pengamatan menunjukkan 4 dari 5 area loading point memiliki match factor dibawah 0.85. Pengoptimalan match factor secara perencanaan (planning) diperlukan agar penggunaan alat mekanis menjadi optimal. Pengoptimalan waktu edar alat mekanis, usage alat mekanis, serta pendekatan perencanaan waktu edar alat mekanis perlu dilakukan untuk mengurangi delay wait on trucks. Target produksi pengupasan top soil tahun 2017 adalah 12.887.513 BCM. Hasil pembaruan data parameter menunjukkan bahwa Departemen Mining Services cukup menggunakan 9 alat gali-muat dengan angka produksi sebesar 1.547.193 BCM/Tahun per unit. Hasil uji coba lapangan juga menunjukkan bahwa fleet produksi pengupasan top soil dapat mencapai 540 BCM/Jam. Pengurangan perencanaan delay wait on trucks pada usage perlu dikurangi menjadi 1,32 jam/hari untuk mendapatkan jumlah alat angkut dan match factor yang optimal. Pendekatan perencanaan cycle time alat angkut melalui uji coba lapangan membuktikan bahwa penggunaan teori rimpull dan aplikasi talpac 8.0 paling mendekati hasil pengamatan di lapangan.