KAJIAN TEKNIS SISTEM PENGELOLAAN AIR PADA KOLAM PENGENDAPAN DI SETTLING POND NORTH 3 UNTUK MEMENUHI STANDAR PERATURAN GUBERNUR KALSEL NOMOR 36 TAHUN 2008
Abstract
Metode penambangan open pit berpotensi menimbulkan akumulasi air masuk ke front penambangan dan mengikis dinding tambang dan membentuk lumpur sehingga perlu dilakukan pengolahan air limbah tambang di Settling Pond sebelum dialirkan ke Sungai. Tujuan Penelitian adalah melakukan kajian teknis sistem pengelolaan air untuk memenuhi Pergub Kalsel no.36 tahun 2008. Terdapat lima hasil analisis dalam penelitian. Pertama, jumlah debit air yang masuk menuju Settling Pond sebesar 1.371.296,131 m3/hari. Kedua, efektifitas dan efesiensi sedimentasi pada sediment pond sebesar 14,34% dari TSS inlet yang dapat dioptimumkan menjadi 20,81 % dari TSS inlet dengan melakukan sistem maintenance yang baik. Ketiga, sistem water balance pada Safety Pond memiliki 6 variasi bukaan valve pada ketinggian floating terhadap flokulator sebesar 0,5m hingga 3,5m dan ketinggian maksimal air pada Safety Pond agar tidak terjadi overdebit yaitu 3,58 m. Keempat, waktu maintenance pada Sediment Pond sebaiknya diubah dari setiap 6 bulan menjadi sistem estimasi berdasarkan debit yang masuk yaitu dengan debit inlet dengan debit inlet 0,3 hingga, 1,0 m³/s menjadi 2,44, 2,14, 1,95, 1,83, 1,73, 1,66, 1,6, 1,56 bulan dan waktu maintenance pada Mud Pond dilakukan dengan perencanaan berdasarkan besar nilai TSS yaitu dengan TSS 5.000, 10.000, 15.000, 20.000 mg/L dengan waktu maintenance 2,35, 1,16, 0,78, dan 0,55 bulan. Dimensi sediment pond north 3 harus diperbesar guna meningkatkan persentase pengendapan dari 20,81 % dari TSS inlet menjadi 29,90 % dari TSS inlet untuk menurunkan besar jumlah lumpur yang masuk menuju safety pond north 3 yang berdampak penurunan lifetime safety pond north 3 dan peningkatan TSS rata-rata pada mud pond north3.
Kata kunci: TSS, Sedimentasi, Settling Pond, Baku Mutu Air
Full Text:
PDFReferences
Kementerian ESDM. (2012). Kajian Kebijakan, Pengembangan Industri Mineral sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Laporan penelitian, Pusat Data dan Informasi ESDM. Jakarta:KESDM.
Harfani, E. Y. (2007). Evaluasi Pengelolaan Lingkungan PT. Bukit Baiduri Energi Di Kalimantan Timur. Tesis, Program Magister Ilmu Lingkungan: Universitas Diponegoro.
Suprapto, S. J. (2007). Data Sumber Daya Sebagai Dasar Penerapan Dan Perencanaan Konservasi. Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan dan Non Lapangan Tahun 2007, Jakarta: Pusat Sumber DayaGeologi.
Sulistyorini, D.T., Yusronia E. P. R. W., & Indryani, R. (2013). Kajian Aspek Teknis dan Aspek Ekonomis Proyek Packing Plant PT. Semen Indonesiadi Banjarmasin, Jurnal Teknik Pomits, 1 (1),1-5.
Sihotang, A. Y. Z., Djarwanti, N., & Dananjaya, R., H., 2016. Analisis Stabilitas Lereng Yang Diperkuat Dengan Cerucuk Kayu Di Desa Sendangmulyo, Tirtomoyo, Wonogiri, E-Jurnal Matriks 1 Teknik Sipil/September 2016, 1(1),674.
US-EPA. (1976). Effectiveness of Surface Mine Sedimentation Ponds. Ohio: U.S.EPA.
Rahayu, S., Widodo, R. H., Noordwijk, M. V., Suryadi, I., dan Verbist, B. (2009). Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World Agroforestry Centre, ICRAF AsiaTenggara.
Indrawahyuni, H., Munawir, A., & Damayanti, I. (2009). Pengaruh Variasi Kepadatan Pada Permodelan Fisik Tanah Pasir Berlempung Terhadap Stabilitas Lereng, Jurnal Rekayasa Sipil, 3 (3),192-208.
Valeton, I. (1972). Bauxites. Amsterdam: Elsevier PublishingCompany.
Hidayah, S., & Gratia, Y., H. (2007). Program Analisis Stabilitas Lereng. Laporan penelitian, Semarang:UnDip
DOI: https://doi.org/10.36706/jp.v3i1.8388
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Index by