Nilai-Nilai Dealektika Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umaiyah Pada Abad VIII Masehi
Abstract
Abstrak: Hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayah sudah terjadi pada abad VIII Masehi yang ditandai dengan saling mengirimkan surat sebagai bentuk hubungan kerjasama. Untuk lebih dalam membahas topik tersebut, penelitian ini mengangkat permasalahan bagaimana nilai-nilai dealektika hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayah?. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai-nilai dealektika hubungan Sriwijaya dengan Dinasti Umayah pada abad VIII Masehi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode historis yaitu heuristik, verifikasi sumber, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini mengungkapakan hubungan Kerajaan Sriwijaya dengan penguasa Arab yaitu Dinasti Umayah, tepatnya pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (717 M) pada abad VIII Masehi. Dalam hubungan tersebut dibuktikan dengan pengiriman surat oleh Sriwijaya kepada pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, yang menyebutnya Sriwijaya sendiri sebagai kerajaan maha raja, rajanya sendiri keturunan dari para raja. Pengiriman surat tersebut terjadi sampai dua kali, yang menariknya salah satu isi surat tersebut terdapat dealek dari raja Sriwijaya yang menginginkan untuk dikirimkannya seorang ulama atau ahli dalam agama Islam ke pusat Sriwijaya di Palembang. Dalam dealektika hubungan keduanya terdapat nilai-nilai yang terkandung baik secara politik, ekonomi dan agama.
Kata kunci : Nilai, Dealektika, Sriwijaya, Umayah.
Abstract: The relationship between Srivijaya and the Umayyad dynasty occurred in the VIII century AD which was marked by sending letters to each other as a form of cooperative relations. To further discuss this topic, this study raises the issue of how are the dealectical values of Srivijaya's relationship with the Umayyad dynasty. The purpose of this study was to analyze the dealectic values of the relationship of Srivijaya with the Umayyad dynasty in the VIII century AD. The method used in this study is the historical method, namely heuristics, source verification, interpretation and historiography. This study reveals the relationship of the Kingdom of Srivijaya with the Arab rulers of the Umayyad dynasty, precisely during the reign of Umar bin Abdul Aziz (717 AD) in the VII century AD. In this connection, it was proven by sending a letter by Sriwijaya to the government of Umar bin Abdul Aziz, who called him Srivijaya himself as the kingdom of the king, his own king descended from the kings. The sending of the letter happened twice, interestingly, one of the contents of the letter contained a deal from the Srivijaya king who wanted to send an ulama or expert in Islam to the Srivijaya center in Palembang. In the dealectics of the two relations there are values contained both politically, economically and religiously.
Keywords: Dealectic value, Srivijaya, Umayah.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.36706/jc.v9i2.10261
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Wandiyo Wandiyo, Ida Suryani, Kabib Sholeh
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed By:
Publish by:
Sriwijaya University in collaboration with Association of History Education Programs throught Indonesia (Persatuan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia/P3SI):
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah by E-Journal Sriwijaya University is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
View My Stats