Degradation of Kuntau Martial Art In The Village of Dawas Musi Regency Banyuasin

Siti Hesti Puspa Vera, Apriana Apriana, Yuliarni Yuliarni

Abstract


Kuntau is one of the martial arts that is known by the people of South Sumatra, but as time went on, kuntau began to be pushed aside and replaced by modern martial arts. This study aims to determine the history of the formation of the Kuntau martial art in Dawas Village, Musi Banyuasin Regency, its growth and development and to determine the factors causing the degradation of the Kuntau martial art in Dawas Village, Musi Banyuasin Regency. In this study using historical methods and data collection techniques carried out through observation, interviews and documentation. After the data is collected, it is continued with data analysis and drawing conclusions. The history of the formation of the Kuntau martial art in Dawas Village in 1943 was brought by an ancestor named Puyang Pasirah. In the 1950s the Kuntau art began to experience rapid development and had a lot of interest for the community in this field, because this martial art was very much needed at that time. But over time, the Kuntau martial art began to experience degradation around the 1980s

Keywords: Degradation, Kuntau Martial Art, Dawas Village.


Kuntau merupakan salah satu seni beladiri yang dikenal oleh masyarakat di Sumatera Selatan, namun seiring berkembangnya zaman kuntau mulai tersisih dan digantikan oleh beladiri modern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya seni beladiri Kuntau di Desa Dawas Kabupaten Musi Banyuasin, pertumbuhan dan perkembangannya dan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya degradasi seni beladiri Kuntau yang ada di Desa Dawas Kabupaten Musi Banyuasin tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode historis dan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah terbentuknya seni beladiri Kuntau yang ada di Desa Dawas pada tahun 1943 yang dibawa oleh nenek moyang yang bernama Puyang Pasirah. Pada tahun 1950-an kesenian Kuntau mulai mengalami berkembangan pesat dan mempunyai banyak minat bagi masyarakat di bidang tersebut, karena kesenian beladiri tersebut sangat dibutuhkan pada saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, seni beladiri Kuntau mulai mengalami degradasi sekitar pada tahun 1980-an.

Kata Kunci: Degradasi, Seni Beladiri Kuntau, Desa Dawas.


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.36706/jc.v12i2.19283

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Siti Hesti Puspa Vera, Apriana Apriana, Yuliarni Yuliarni

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FKIP Universitas Sriwijaya
Jl. Palembang-Prabumulih, km. 32. Indralaya-Ogan Ilir
email: criksetra@fkip.unsri.ac.id
 
P-ISSN: 1978-8673 
E-ISSN: 2656-9620

 Indexed By:

   

Publish by:

Sriwijaya University in collaboration with Association of History Education Programs throught Indonesia (Persatuan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia/P3SI):

Flag Counter

 

Lisensi Creative Commons

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah by E-Journal Sriwijaya University is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.

View My Stats