Kriminalitas di Palembang: Kerusuhan dan Penjarahan di Kota Palembang pada Bulan Mei 1998
Abstract
Setelah berkuasa di Indonesia selama lebih dari 30 tahun, rezim Soeharto akhirnya jatuh oleh gerakan besar-besaran yang dilakukan oleh masyarakatnya sendiri. Reformasi, yang dibawa oleh mahasiswa dan orang-orang yang peduli tentang bangsa ini. Namun, tidak semua gerakan yang diselenggarakan oleh orang-orang memiliki karakter politik atau terlihat patriotik. Untuk beberapa kelompok kelas bawah, proses jatuh Suharto memberikan beberapa kesempatan ekonomi antara krisis pada 1998. Hampir semua tempat di Indonesia, khususnya di kota-kota besar terdapat tindakan kriminalitas. Sebagai contoh: menjarah, penghancuran bangunan (terutama Properti yang berbau Tiong hoa-an), dan jenis kriminalitas lainnya. Pola pergerakan kriminalitas ini mungkin mirip di setiap kota, tapi ada harus sesuatu yang unik di setiap tempat. Dengan menggunakan metode sejarah sebagai metode penelitian, Artikel ini akan menunjukkan ilustrasi dan penjelasan tentang proses yang sama kriminalitas itu tetapi terbatas di Palembang pada Mei 1998.
Kata Kunci: Reformasi, Orde Baru, Kriminalitas, Menjarah, Pengerusakan
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.36706/jc.v4i2.4784
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2015 Nanda Julian
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed By:
Publish by:
Sriwijaya University in collaboration with Association of History Education Programs throught Indonesia (Persatuan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia/P3SI):
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah by E-Journal Sriwijaya University is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
View My Stats