UPACARA ADAT “ROIT ALANG” SEBAGAI NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT DI DESA MAHEBORA KECAMATAN NITA

Yosefina Viviyanti Laukari, Gisela Nuwa, Petrus Kpalet

Abstract


ABSTRAK

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Dikatakan demikian karena budaya merupakan sesuatu yang hidup bersama dengan manusia itu sendiri. Lahir dari kebiasaan yang diwariskan oleh nenek moyang dan tanpa ada proses belajar secara khusus oleh pengikutnya. Roit Alang adalah ritual cukur rambut yang umumnya dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Sikka, khususnya di Desa Mahebora. Pada masyarakat Desa Mahebora menjadi sangat penting untuk menjaga warisan leluhur dalam Upacara Roit Alang. Tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui nilai budaya yang terkandung dalam Upacara Roit Alang dan upaya untuk melestarikan nilai-nilai budaya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian diketahui nilai-nilai yang terkandung dalam Upacara Roit Alang yaitu nilai religius, nilai perlindungan, nilai sosial, nilai persaudaraan dan nilai ekonomi. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan Upacara Roit Alang yaitu diperlukan dukungan dari pemerintah setempat dan generasi muda, serta perlu adanya reaktualisasi budaya.

 

ABSTRACT

Culture has a very large function in human life. It is said so because culture is something that lives together with humans themselves. Born from habits inherited by ancestors and without any special learning process by their followers. Roit Alang is a hair-shaving ritual that is generally carried out by people in Sikka Regency, especially in Mahebora Village. In the Mahebora Village community, it is very important to maintain the ancestral heritage in the Roit Alang Ceremony. The purpose of this study was to determine the cultural values contained in the Roit Alang Ceremony and efforts to preserve these cultural values. This study uses a qualitative research method with an ethnographic approach. Data collection techniques in this study are through observation, interviews, and documentation. Data analysis techniques used by researchers when conducting research are data reduction, data presentation, and conclusion drawing/verification. The results of the study found that the values contained in the Roit Alang Ceremony were religious, protection values, social values, brotherhood values, and economic values. As for the efforts that can be made to preserve the Roit Alang Ceremony, it requires support from the local government and the younger generation, as well as the need for cultural re-actualization.

Keywords


Nilai Budaya, Roit Alang, Upaya Pelestarian

Full Text:

PDF

References


Asmin, F. (2018). Budaya dan Pembangunan Ekonomi: Sebuah Kajian terhadap Artikel Chavoshbashi dan Kawan-Kawan. Jurnal Studi Komunikasi (Indonesian Journal of Communications Studies), 2(2), 190–212. https://doi.org/10.25139/jsk.v2i2.516.

Clyde, Kluckhohn. (2012). Study of Culture. New York.

Couldry, N. (2005). “Media Rituals: Beyond Functionalism”. Rothenbuhler, E.W. dan Coman, M. (Ed). Media Anthropology. London: Sage Publication, Inc.

Creswell. (2012). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yokyakatra: Pustaka Pelajar.

Dipos, D. M., & Nurani, F. (2019). Upaya Melestarikan Kebudayaan Indonesia Demi Menjaga Persatuan Dan Kesatuan.

Edi, Ruslan. 2013. Pengantar dan Asas-asas Budaya dalam Prespektif Hukum Adat. Jakarta: Gunung Agung.

Ghazali, Adeng Muchtar. 2011. Antropologi Agama: Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan, dan Agama. Bandung: Alfabeta.

Grimes, Ronald. 2011. Communication as Culture: Essays on Media and Society. Rotergage, Newyork.

Hawkins, P. (2012). Creating a Coaching Culture.New York: Bell and Bain Ltd. Diakses 20 Januari dari http://goo.gl/8Kd6Jo.

Hendiansyah, Haris. 2013. Wawancara Obsevasi dan Fokus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Hibur, Y. F., Sanjaya, D. B., & Sunu, I. G. K. A. (2022). Kepercayaan Masyarakat Terhadap Upacara Adat Teing Hang Bagi Para Leluhur Di Desa Golo, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai (Studi Kasus Di Desa Golo, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai). Ganesha Civic Education Journal, 4(1), 144–155.

Keesing, R. M. (2010). Teori-teori tentang Budaya. Jakarta: UI.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 2012. Nilai-Nilai Budaya. Jakarta: Gramedia.

Koodoh, E. E. (2020). Eksistensi Ritual Melaut Di Pusaran Paham Keagamaan. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial Dan Budaya, 9(2), 164–177. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v9i2.962.

Kurikulum Muatan Lokal Jadi Kewenangan Pemda untuk Tetapkan. (Edisi Juni 2022). Majalah Jendela-BKLM Kemendikbud. Diakses tanggal 18 Juli 2022 dari https://jendela.kemdikbud.go.id/v2/fokus/detail/kurikulum-muatan-lokal-jadi-kewenangan-pemda-untuk-tetapkan.

Marliana., & Hikmah, N. (2013). Pendidikan Berbasis Muatan Lokal Sebagai Sub Komponen Kurikulum. Dinamika Ilmu, 13(1), 105–119. https://doi.org/10.21093/di.v13i1.68.

Nong, H., Ferdimanto, A., Kiu, H., & Abut, E. Y. (2021). Tradisi Roit Alan di Desa Nita Kloang Kecamatan Nita Kabupaten Sikka. PROLITERA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 4(2), 69–86. https://doi.org/10.36928/jpro.v4i2.1352.

Nuwa, G. (2019). Menggali Nilai-Nilai Kearifan Lokal Perang Kepala Adat Dalam Upacara Tradisi Po’o Pada Masyarakat Nuaria Desa Detubinga Kecamatan Tanawawo Kabupaten Sikka Sebagai Bentuk Pengintegrasian Nilai Pendidikan Kewarganegaraan. In Prosiding Seminar Nasional Berseri 1(1), 810-841. https://doi.org/10.22236/semnas/11810-841234.

Nuwa, G., Gleko, G., & Rodja, A. N. (2020). Lokal Genius Po’o. Maumere: IKIP Muhammadiyah Maumere.

Nuwa, G. G., & Aquinoranda, M. R. (2020). Nilai-Nilai Budaya Dalam Upacara Neni Uran Wair Pada Masyarakat Tanah Ai Di Kabupaten Sikka Nusatengara Timur. ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial Dan Budaya, 9(3), 325–342. https://doi.org/10.33772/etnoreflika.v10i3.879.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. 2014. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ranjabar. 2013. Sistem Sosial Budaya Indonesia Suatu Pengantar. Bandung: Alfabeta.

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia: Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sibrani, Robert. 2012. Kearifan Lokal: Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATS).

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 2015. Jakarta: VisiMedia Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. 2017. Jakarta: Sinar Grafika.

Yunus, Rasid. 2014. Nilai-Nilai Kearifan Lokal (Local Genius) Sebagai Penguat Karakter Bangsa, Studi Empiris Tentang Hayula. Yogyakarta: Budi Utama.




DOI: https://doi.org/10.36706/jbti.v9i2.18592

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Yosefina Viviyanti Laukari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

PUBLISHED BY:

Universitas Sriwijaya in Collaboration with AP3Kni (Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia/Indonesia Association Profession of Pancasila and Civic Education)

Jl. Palembang-Prabumulih, Km. 32 Indralaya, Kab. Ogan Ilir

email: jbti@unsri.ac.id

 

ISSN ONLINE: 2614-6134                       ISSN PRINT: 2355-7265


INDEXED BY:

    

JBTI Member of :


View My Stats

 

Creative Commons License
The Bhineka Tunggal Ika is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.