Eksistensi Kampung Pempek 26 Ilir Palembang Sumatera Selatan Tahun 1993-2010
Abstract
Abstrak: Pempek merupakan makanan khas Palembang yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya yang dikenal dengan nama kelesan. Di Palembang juga terdapat sentra kuliner pempek tepatnya di Kampung Pempek 26 Ilir. Permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana perkembangan Kampung Pempek 26 Ilir Palembang (1993-2010). Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan Kampung Pempek 26 Ilir Palembang (1993-2010). Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yaitu metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak tahun 1993 sudah ada pedagang yang menjual pempek di Kampung Pempek 26 Ilir tetapi masih sedikit. seiring berjalannya waktu semakin banyak pula yang memproduksi pempek, dan tapatnya pada tahun 2005 penjual pempek di kampung pempek 26 ilir palembang sudah semakin ramai dan terbilang sudah sepenuhnya berjualan pempek. tetapi kampung pempek 26 ilir belum ditetapkan sebagai kampung kuliner, tepatnya pada tahun 2010 Kampung Pempek 26 Ilir resmi dijadikan sebagai sentra perdagangan kuliner pempek palembang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan menggunakan empat cara yaitu observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.
Kata kunci: Kampung, Pempek, Palembang, 26, Ilir.
The Existence Of Kampung Pempek 26 Ilir, Palembang South Sumatra 1993-2010
Abstract: Pempek is a typical Palembang food that has existed since the time of the Sriwijaya Kingdom which is known as kelesan. There is also a Pempek culinary center in Palembang, precisely in Pempek 26 Ilir Village. The subject of this research is the development of Kampung Pempek 26 Ilir Palembang (1993-2010). This paper aims to describe the development of Kampung Pempek 26 Ilir Palembang (1993-2020). The method used to answer this problem is a qualitative research method. The results showed that since 1993 there have been traders who sell pempek in Kampung Pempek 26 Ilir but still few. Over time, more and more people were producing pempek, and in 2005, pempek sellers in the village of Pempek 26 Ilir, Palembang became increasingly crowded and were considered to have sold whole pempek. However, Pempek 26 Ilir Village has not been established as a culinary village, precisely in 2010 Pempek 26 Ilir Village officially became the center of the Pempek Palembang culinary trade. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach using four methods, namely observation, interviews, literature study and documentation.
Keywords: Kampung, Pempek, Palembang, 26, Ilir.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.36706/jc.v11i2.17557
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Destri Ramadhani, Popy Ariska, Syarifuddin Syarifuddin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed By:
Publish by:
Sriwijaya University in collaboration with Association of History Education Programs throught Indonesia (Persatuan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia/P3SI):
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah by E-Journal Sriwijaya University is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
View My Stats