The East Coast of Sumatra in the Spice Trade Network in the 19th Century
Abstract
This article discusses the dynamics of the spice trade that occurred on the east coast of Sumatra, to be precise in the areas of Singapore and Palembang in the 19th century. The spice trade on the east coast of Sumatra in the 19th century was inseparable from the involvement of many nations in the spice commodity produced in the archipelago. In addition, this article also aims to analyze the impact of the spice trade on the formation of inter-ethnic networks. This study uses historical research methods, starting from heuristics, source criticism, interpretation and writing of history. Analysis of the results of research using the Islamic Maritime Civilization approach by K.N Chaudhuri and the Trade Network approach by J.C Van Leur, these two theories argue that maritime civilization is inseparable from the influence of agrarian civilization which has an impact on the formation of a network. The results of this study are; first, in the 19th century, Singapore and Palembang were areas that still existed as a place for the spice trade, and these two areas were not only a place for trade interactions, but also a spice producer. Second, the spice trade in this century has also formed networks between nations and ethnicities, such as local networks involving ethnic groups in Nusantara and international networks involving various ethnic groups and ethnic groups in the world.
Keywords: Trade Network, Maritime Civilization, East Coast Of Sumatra, Spice.
Artikel ini membahas dinamika perdagangan rempah yang terjadi di pantai timur Sumatera, tepatnya di wilayah Singapura dan Palembang pada abad ke-19. Perdagangan rempah di pantai timur Sumatera pada abad ke-19 tidak terlepas dari keterlibatan banyak bangsa terhadap komuditas rempah yang dihasilkan di wilayah Nusantara. Selain itu, artikel ini juga bertujuan untuk menganalisis dampak dari perdagangan rempah terhadap terbentuknya jaringan jaringan antar suku bangsa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yang dimulai dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan penulisan sejarah. Hasil penelitian kemudian dianalisa dengan pendekatan peradaban bahari Islam oleh K.N Chaudhuri serta jaringan perdagangan oleh J.C Van Leur, kedua teori ini berpendapat bahwa peradaban maritim tidak terlepas dari pengaruh peradaban agraris yang berdampak pada terbentuknya sebuah jaringan. Beberapa hasil kajian ini dapat dirumuskan sebagai berikut; pertama, pada abad ke-19, Singapura dan Palembang merupakan kawasan yang masih eksis sebagai tempat terjadinya perdagangan rempah, dan dua daerah ini tidak hanya sebagai tempat terjadinya interaksi perdagangan, tapi juga menjadi penghasil rempah. Kedua, Perdagangan rempah masa ini juga membentuk jaringan antar bangsa dan etnis, seperti jaringan lokal yang melibatkan etnis-etnis di Nusantara serta jaringan internasional yang melibatkan berbagai etnis dan suku bangsa di dunia.
Kata Kunci: Jaringan Perdagangan, Peradaban Maritim, Pantai Timur Sumatera, Rempah.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.36706/jc.v12i2.20001
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Syahrul Rahmat, Amin Suyitno, Endang Rochmiatun
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed By:
Publish by:
Sriwijaya University in collaboration with Association of History Education Programs throught Indonesia (Persatuan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia/P3SI):
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah by E-Journal Sriwijaya University is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.
View My Stats